Rabu, 28 Oktober 2009

Apa itu Town House

KOMPAS.com - KEAMANAN menjadi salah satu pertimbangan utama orang saat memilih hunian. Makanya, banyak orang yang jatuh hati pada town house atawa rumah bandar yang menawarkan konsep satu pintu gerbang plus petugas jaga 24 jam.

Di Indonesia, tren town house mulai berkembang sejak pertengahan 1990-an. Waktu itu, kompleks kecil tersebut lebih membidik pasar ekspatriat. Karenanya, sebagian rumah-rumah di town house kemudian disewakan kepada para pekerja berkewarganegaraan asing.

Istilah town house sebetulnya diadopsi dari Amerika Serikat. Di sana, rumah bandar dikenal dengan sebutan row house. Tapi, akhirnya diganti menjadi town house untuk kepentingan promosi. Cuma, proyek di Indonesia belum meniru seutuhnya konsep dari Negeri Uwak Sam itu, di mana penghuni memiliki ruang parkir di bawah hunian.

Kawasan selatan Jakarta menjadi salah satu tempat favorit pengembang membangun town house. Soalnya, daerah tersebut mempunyai nilai jual tinggi. Bahkan, sebagian kalangan menilai tinggal di selatan Jakarta memiliki prestise yang lebih dibandingkan wilayah lain. Tidak heran, town house banyak bermunculan di selatan Jakarta..

Tapi, bukan berarti town house tidak punya kekurangan, lo. Di mata Kepala Riset Jones Lang Lasalle Anton Sitorus, ada sejumlah kelemahan. Pertama, lantaran jumlah penghuni yang tinggal di sana sedikit, sosialisasi dengan tetangga satu kompleks menjadi terbatas.

Kedua, para pemilik tidak boleh sembarang mengubah desain rumah mereka sendiri. Sebab, "Aturan main tinggal di town house biasanya tidak boleh mengganti desain asli rumah," ajar Anton. (KONTAN/Anna Suci

Tidak ada komentar:

Posting Komentar